Haringga yang Loyal dan Kerap Jadi Koki
Jakarta - Rasa kehilangan atas Haringga Sirila tidak hanya dirasakan keluarganya. Sahabatnya, Ahmad Sauki, menganggap Haringga sebagai sosok yang luar biasa loyal terhadap teman.
Grup whatsapp milik Sauki dkk, Komunitas G-J & PesCM, pukul 18.30 WIB berbunyi. Muncul video yang menampilkan tindakan keji seseorang yang dikeroyok oleh perkumpulan manusia.
Sauki dan kawan-kawannya awalnya ragu untuk memastikan bahwa orang yang dikeroyok itu adalah salah satu rekan mereka, Haringga. Tak berapa lama mencari informasinya, ternyata benar Haringga, yang merupakan teman tongkrongnya, yang telah dikeroyok.
"Saya posisinya sedang di luar. Terus anak-anak bilang suruh ke rumah Hari (Haringga). Mereka sudah kumpul di sini. Saat saya meluncur ke rumah almarhum ternyata benar. Saat tahu saya lemes banget," kata Sauki membuka kisahnya di Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Rabu (26/9/2018).
Bukan hal mudah bagi Sauki menerima kabar kematian sahabat karibnya sejak duduk di sekolah dasar tersebut. Terlebih malam Minggu sebelum kejadian, dia dan Haringga sempat nongkrong di dekat rumahnya, Jl. Bangun Nusa, sampai pukul 03.00 dinihari.
Sauki menuturkan Haringga sempat mengajak dirinya dan kawan-kawan untuk ikut ke Bandung menyaksikan Persija Jakarta dan Persib Bandung di Stadion GBLA, Minggu (23/9/2018). Tapi karena persoalan biaya, ajakan Haringga pun ditolak.
"Lagipula serem lah ga usah ke sana. Nah, pagi-paginya, tahu-tahunya dia sudah di Bandung. Dia bikin instastory di instagramnya. Kami sempat menghubungi dia. 'Ri, lu di sana gimana? Aman ga? Katanya gw denger-denger ada sweeping di stasiun. Kata dia Aman, ini udah keluar stasiun. Oh, ya sudah kan."
"Terus kami tanya lagi, sudah dapet tiket belum? Itu sekitar jam 1an, tapi tidak dibales lagi, terus ditanyain sama anak-anak yang lain, juga ga dibales lagi. Ditelepon nomornya ga aktif. Kita tanya itu di instagram, japri masing-masing," katanya.
Kepen yang Loyal
Haringga punya panggilan sayang oleh teman-temannya. Dia dipanggil Kepen. Tidak ada arti khusus dari panggilannya. Hanya saja, Haringga dinilai sebagai teman yang luar biasa loyal.
"Orangnya loyal banget, kebersamaannya kuat, dia pendiam kalau dicengin sama anak-anak dia tuh diam, nyengir-nyengir saja gitu," kata Sauki.
Sauki dan kawan-kawannya awalnya ragu untuk memastikan bahwa orang yang dikeroyok itu adalah salah satu rekan mereka, Haringga. Tak berapa lama mencari informasinya, ternyata benar Haringga, yang merupakan teman tongkrongnya, yang telah dikeroyok.
"Saya posisinya sedang di luar. Terus anak-anak bilang suruh ke rumah Hari (Haringga). Mereka sudah kumpul di sini. Saat saya meluncur ke rumah almarhum ternyata benar. Saat tahu saya lemes banget," kata Sauki membuka kisahnya di Cengkareng Timur, Jakarta Barat, Rabu (26/9/2018).
Bukan hal mudah bagi Sauki menerima kabar kematian sahabat karibnya sejak duduk di sekolah dasar tersebut. Terlebih malam Minggu sebelum kejadian, dia dan Haringga sempat nongkrong di dekat rumahnya, Jl. Bangun Nusa, sampai pukul 03.00 dinihari.
Sauki menuturkan Haringga sempat mengajak dirinya dan kawan-kawan untuk ikut ke Bandung menyaksikan Persija Jakarta dan Persib Bandung di Stadion GBLA, Minggu (23/9/2018). Tapi karena persoalan biaya, ajakan Haringga pun ditolak.
"Lagipula serem lah ga usah ke sana. Nah, pagi-paginya, tahu-tahunya dia sudah di Bandung. Dia bikin instastory di instagramnya. Kami sempat menghubungi dia. 'Ri, lu di sana gimana? Aman ga? Katanya gw denger-denger ada sweeping di stasiun. Kata dia Aman, ini udah keluar stasiun. Oh, ya sudah kan."
"Terus kami tanya lagi, sudah dapet tiket belum? Itu sekitar jam 1an, tapi tidak dibales lagi, terus ditanyain sama anak-anak yang lain, juga ga dibales lagi. Ditelepon nomornya ga aktif. Kita tanya itu di instagram, japri masing-masing," katanya.
Kepen yang Loyal
Haringga punya panggilan sayang oleh teman-temannya. Dia dipanggil Kepen. Tidak ada arti khusus dari panggilannya. Hanya saja, Haringga dinilai sebagai teman yang luar biasa loyal.
"Orangnya loyal banget, kebersamaannya kuat, dia pendiam kalau dicengin sama anak-anak dia tuh diam, nyengir-nyengir saja gitu," kata Sauki.
"Misalnya anak-anak laper. Pen (Kepen), laper ni, pen. Lalu dia masak mie. Apa-apa kalau kita jalan ke luar juga dia yang masak. Kalau dibilang anak-anak dia itu chef, karena yang masak dia. Bumbu-bumbu dia yang racik, misalnya masak nasi goreng, dia tuh yang buat."
Sauki berharap tidak ada lagi korban berjatuhan di kompetisi sepakbola. "Kalau bisa sih kejadian seperti ini ditanggulangi," demikian dia.
Komentar
Posting Komentar